Minggu, 23 April 2017

Monolog

AKU

Lihat!
Sebelah kananku, yang berdiri di atas trotoar itu
Ya, Lelaki tua
Dan setumpuk koran di tangannya
Mata menyipit, dahi berkerut, peluh menetes
Membuat hati ini tak kuasa melihat ke arahnya
“Koran Mba”, tolakku dengan senyum dan gelengan kepala
Tak tega, sungguh!

Lagi, di kiri jalan sana
Wanita seusia nenekku
Berjalan di bawah kejamnya matahari siang
Menggendong keranjang, yang tak ku ketahui isinya
Ku lewati begitu saja
Sedih, mataku mulai mendung.

Janjiku, untuk yang terakhir kalinya
Lihat di sebrang sana, halte bus itu
Anak laki-laki tak beralas sedang berteduh
Hampir saja aku menarik rem motorku tepat di depan halte itu
Namun aku teringat pesan Ibu
Kutarik lagi pelan gas motorku melewatinya
Dengan sesal di hati.

Sungguh, dari hati terdalam
Di mana semua perasaan tersimpan
Ingin ku sapa dan ku hampiri setiap lekaki dan wanita sepuh yang kutemui di jalan
Setiap anak kecil yang memandang kepada jalan dengan tatapan rapuh
Ingin ku lemparkan senyumku pada mereka
Ingin aku berkata “iya”
Pada setiap dagangan yang mereka tawarkan
Ingin ku bantu mereka menyebrang jalan
Seperti polisi yang mengawal mobil presiden
Ingin ku berbincang ringan
Menawarkan jasa yang bisa kuberikan
Tapi
Helaan nafasku terasa berat
Aku mengakui,
Aku memiliki hati yang mudah sekali tersentuh akan hal-hal yang menyentuh
Tak tega dan tak sanggup melihat kesusahan mereka
Aku tak suka melihat mereka sendiri dan termenung
Benci ketika tak ada yang bisa kubagi pada mereka
Terkadang air matapun dengan mudahnya menetes
Padahal tak pernah ku izinkan mereka keluar



Acara televisi yang menampilkan kehidupan susah sebuah keluarga
Anak kecil dipaksa nasib untuk berjualan, padahal itu waktu bermain gundu dengan kawan-kawannya
Lelaki dan wanita sepuh yang harus bertani di usia yang seharusnya mereka bermain dengan cucu-cucunya
Sesak hatiku melihatnya
Sungguhku tanpa dusta
Sering kupertanyakan di mana keluarga mereka
Rasanya, rasa iba ku lebih besar daripada rasa sayang keluarga mereka
Maaf jika aku salah, tapi itu yang mereka tunjukkan padaku

Aku senang sekali berkhayal
Allah Yang Maha Kuasa, mengganjar ku dengan rezeki yang banyak
Akan ku bagikan pada mereka
Ku hantarkan pada mereka makanan disertai senyumku
Ku berikan apa yang mereka butuhkan
Cita-cita besar yang selalu kusampaikan pada Ibu
Panti Sosial untuk mereka
Melalui doa
Ku harap Allah menyetujuinya

Bapak dan Ibuku sepakat
Anak perempuannya ini terlalu mudah tersentuh
Tak sanggup melihat adegan yang mengharukan
Bahkan hanya akting para pelakon di televisi
Mampu membuatku menangis
Hebat bukan mereka?
Pernah sampai tersedu-sedu
Lalu Bapak Ibuku tertawa

Aku menyesal ketika menipu adikku
Hanya karna agar-agar di lemari es
Tak tega melihat Ibu sakit gigi
Sedih melihat Bapak basah kuyup karna hujan deras
Mataku berkaca-kaca melihat Mbah tidur di sampingku

Bersyukur memiliki hati seperti ini
Aku belajar
Belajar ikut merasakan setiap kesakitan orang lain
Belajar menghargai orang lain
Belajar bersyukur

Semarang, 29 Maret 2017, 21:35..

Kartini Bangsa

Perempuan mempliliki peran yang cukup penting dalam kehidupan. Tidak hanya lingkup kecil seperti rumah tangga, bahkan lebih luas dari pada itu dan lebih menyeluruh. Perempuan cukup berperan aktif pada setiap sendi kehidupan. Dalam dunia pendidikan, beberapa diantara mereka ada yang berperan sebagai guru maupun kepala sekolah. Dalam dunia kesehatan, ada yang berperan sebagai perawat bahkan dokter.
Sungguh mereka seakan berbagi tugas untuk dapat membuktikan bahwa merekapun mampu menyandang dan menjalani peran yang mereka pilih. Tapi dibalik pilihan itu, sebelumnya memang telah ada episode hidup yang telah Allah gariskan pada tiap makhkuk-Nya. Akan menjadi apa dan siapa seorang makhluk dalam kisah hidupnya masing-masing.
Ibu, salah satu peran yang sangat istimewa. Setiap wanita rasanya sangat mengharapkan dapat menyandang peran tersebut. Ibu, wanita yang mampu melahirkan jiwa baru dalam kehidupan. Ibu, sungguh akan sedikit kujabarkan seberapa hebatnya peran tersebut. Seperti berbagai jenis sayur yang kemudian diramu menjadi satu menjadi sayur sup, kurang lebih peran Ibu pun demikian. Meskipun tidak sedikit orang yang menganggap remeh seorang wanita yang bersandangkan Ibu rumah tangga, tapi sesungguhnya peran yang itulah yang sangat penting dan berdampak pada kehidupan.
Ibu, mereka tidak hanya melahikan anak. Ibu, guru pertama bagi anak-anak mereka. Ibu, dokter pribadi untuk keluarga mereka. Ibu, penasihat sejati keluarga. Ibu, penjahit istimewa keluarga. Ibu, koki handal keluarga. Ibu, pemerhati gizi keluarga. Lihat begitu hebatnya peran Ibu mampu melakukan lebih dari satu peran.
R.A. Kartini, pejuang emansipasi perempuan. Kala itu perempuan dianggap sebagai makhluk lemah dan tak memiliki peran penting dalam kehidupan. Ibu Kartini sebagai sosok perempuan tidak menyukai pandangan tersebut, kemudian perjuang untuk menaikkan derajat kaum perempuan supaya dapat sederajat dengan kaum laki-laki
Namun tidak selamanya dan tidak dalam setiap hal perempuan harus sejajar dengan kaum laki-laki. Perempuan harus mampu sadar akan hakikat hidup mereka sebagai perempuan. Misalnya saja, jika perempuan menjadi istri dari seorang laki-laki, maka perempuan haruslah patuh pada sang suami, sekalipun sang istri perannya lebih tinggi dibanding sang suami, misalkan sang istri seorang dokter dan sang suami supir angkot. Bukan dengan adanya kesamaan derajat antara laki-laki dan perempuan , istri menjadi berlaku semaunya.
Peringatan hari Kartini yang selalu meriah di Indonesia, selalu ditandai dengan diadakannya berbagai acara. Namun sesungguhnya, hal dasar yang perlu dilakukan untuk memperingati hari Kartini adalah dengan kembali introspeksi dan kembali memahami makna perempuan dalam hidup. Kesederajatan diusung tidak harus dalam segala hal dalam kehidupan.
Universitas PGRI Semarang kembali memperingati hari Kartini. Tahun ini, UPGRIS mengusung tema ‘Perempuan Berkarya’ dengan mengundang beberapa tokoh wanita hebat seperti Ibu Hevearita Gunaryanti, Wakil Walikota Semarang, Ibu Diah Pratitasari, Pembelajar Mandiri (Pendamping Persalinan dan Konselor Menyusui), dan Puteri Indonesia Favorit Jawa Tengah 2017, Mega Prabowo. Ketiga bintang tamu tersebut memberikan motivasi kepada mahasiswa UPGRIS untuk menjadi wanita hebat dan mampu berkarya untuk Indonesia.

Selasa, 02 Februari 2016

TEORI SASTRA

ANALISIS PENDEKTAN PRAGMATIK


Di susun oleh:
Kelompok 11 (1C/PBSI)
1.      Eka Rizky Amaliyah               (15410132)
2.      Istiqomah Novitaningrum       (15410133)
3.      Eva Rahmawati`                     (15410134)
4.      Ardhea Putri Ariffa                (15410135)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain. Atau pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sesuatu hal yang dibuat atau diciptakan untuk mencapai atau menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmat karya sastra, baik berupa efek kesenangan, estetika atau efek pengajaran moral, agama atau pendidikan dan efek-efek lainnya.
Pendekatan ini cenderung menilai karya sastra berdasarkan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut bagi pembacanya. Pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi tanggapan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam karya sastra. Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi sosial lainnya.

METODE PENDEKATAN PRAGMATIK

Penelitian resepsi pembaca terhadap karya sastra dapat menggunakan beberapa metode pendekatan, antara lain pendekatan yang bersifat eksperimental, melalui karya sastra yang mementingkan karya sastra yang terikat pada masa tertentu ada pada golongan masyarakat tertentu.
1.      Kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau di minta pembaca karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang berisi tentang permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya yang di baca tersebut untuk diisi jawaban-jawaban itu nanti di tabulasi dan di analisis.
2.      Kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca karya sastra, kemudian ia di minta untuk menginterpretasikan karya sastra tersebut. Interpretasi-interpretasi yang dibuat tersebut dianalisis secara kualitatif untuk melihat bagaimana penerimaan atau tanggapan terhadap karya sastra.
3.      Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat prestasi mereka terhadap karya sastra, misalnya prestasi sekelompok kritikus terhadap kontenporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra daerahnya sendiri.

SINOPSIS NOVEL CINTA DUA PEREMPUAN

Cerita yang di angkat oleh Bung Smas dalam novelnya ini, merupakan kisah cinta dua perempuan berbeda generasi pada tiga zaman. Cinta dua perempuan ini tentang dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Keduanya tinggal di rumah besar yang disebut Dalem Pandukusuman (puri/istana Raden Mas Pandukusumo). Raden Mas Pandukusumo adalah ayah dari Ningtyas, juga kakek dari Puri. Puri adalah keponakan Ningtyas dan Ningtyas sendiri adalah adik dari Ayah Puri.
Sungguh dua perempuan itu masing-masing punya cinta. Keduanya tak bisa sama, baik versi maupun intrik-intriknya. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah ke mana. Sedih dan sakit perasaan Puri kala seseorang yang mencuri hatinya itu pergi dan menghilang. Ia merasa di campakan. Setelah bertahun-tahun menghilang akhirnya orang itu muncul dengan kabar yang membuat hati Puri seperti tersambar petir. Bagaimana tidak? Ketika seorang yang kau cintai pergi hilang entah kemana dan tanpa kabar, lalu tiba-tiba muncul dengan kabar bahwa orang kau cintai itu telah menikah dan memiliki seorang anak. Sungguh hati lembut dari seorang gadis bernama Puri, baru kali ini merasakan pedih yang teramat. Sementara Ningtyas cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda. Namun setelah Belanda kalah oleh Jepang dan pada akhirnya Indonesia di kuasai oleh Jepang, Ningtyas tak pernah mendengar kabar dari kekasihnya yang bernama Pieter itu.
Puri memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Guntur yang juga tinggal di Dalem Pandukusuman. Awalnya Guntur dan Ningtyas memiliki hubungan yang tidak baik. Namun setalah terjadi suatu peristiwa mengerikan menimpa Ningtyas pada zaman Jepang, hubungan tante dengan keponakan itu perlahan menjadi baik. Bukan hanya hubungan tante dengan keponakan saja yang menjadi baik, namun hubungan Ningtyas dengan seorang pemuda yang berasal dari Zelebes pun menjadi baik.
Guntur pun memiliki kisah cinta yang tak kalah rumit. Ia mencintai seorang gadis yang merupakan teman semasa ia bersekolah. Namun tak sempat Guntur menyatakan perasaannya, gadis itu ternyata telah menikah dengan seorang laki-laki bernama Sardikun.
Karekter-karakter tokoh “Cinta Dua Perempuan” sangat unik. Bung Smas membuat karakter tokoh sesuai dengan namanya tokoh tersebut. Seperti Guntur, memiliki watak yang pemberang, berani, penuh ambisi. seperti Guntur. Ketika membaca novel ini, kita akan merasakan bahwa kita sedang ditarik kebelakang pada zaman penjajahan. Kita betul-betul merasakan bagaimana perasaan dari dua tokoh perempuan disini dan suasana yang ada. Tokoh yang ada didalam novel ini berhasil mengugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran manusia. Kita diajka berpikir kembali bagaimana kita sebagai individu menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dan Tuhan. Meskipun disini Bung Smas tidak secara gamblang menunjukan hubungan kualitas antara tindakan manusia dengan Tuhan, melainkan secara tersirat.


Pembaca I
Nama   : Weni Murtiningrum
Jurusan: PGSD
Usia     : 18 tahun

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
Novel ini sangat bagus karena menghadirkan masa lalu dimana sejarah bangsa Indonesia dan hal percintaan di masa itu. Di mana kisah percintaan dalam belenggu penjajah.
2.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Kita dapat merasakan kembali ke masa penjajahan Jepang, Belanda, dan era kemerdekaan. Di mana rakyat miskin tidak boleh jatuh cinta terhadap kaum bangsawan karena dianggap tidak sederajat.
3.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Pesannya, kita jangan menganggap orang atau mencari-cari jodoh kita hanya melalui derajat saja.


Pembaca II
Nama   : Aan Umaroh
Jurusan: PBSI
Usia     : 19

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
1.      Dari segi sejarah mengingatkan saya kembali pada masalalu di mana Indonesia belum mencapai sebuah kemerdekaan dan memberikan sebuah kesadaran pada diri saya bahwa untuk meraih sebuah kemerdekaan tidaklah mudah, berbagai penderitaan, siksaan bahkan nyawa dikorbankan.
2.      Dari segi percintaan, memberikan sebuah pelajaran terhadap diri saya bahwa cinta itu tidak memandang status sosial dan kedudukan seseorang dalam masyarakat, cinta itu butuh perjuangan supaya yang dicintai bisa merasakan kekuatan dari cinta itu.
3.      Dari keseluruhan cerita sendiri, sangat kental dengan budaya jawa karena memang pada dasarnya novel ini berceritakan tentang kehidupan seorang bangsawan dari keraton Solo, mulai dari nama tokoh yang dibuat kejawa-jawaan yang mempunyai arti tersendiri dalam bahasa jawa kemudian sedikit menyisipkan tentang pembahasan tembang-tembang jawa.
2.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Novel itu memberikan pesan bahwa kita harus selalu ingat betapa dulu nenek moyang kita, para pejuang kita, berjuang mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan bangsa ini. Jadi kita tidak boleh menyepelekan yang namanya sejarah dan kita harus selalu mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah menjadikan kita sekarang ini hidup tanpa adanya penjajah.
3.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Novel Cinta Dua Perempuan ini tentang kisah cinta dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Mereka hidup dengan kisah masing-masing yang dibahas dalam tiga zaman yang berbeda. Banyak berbagai ritangan yang dialami kedua perempuan ini hingga akhirnya mereka berdua bisa menikah bersama diwaktu dan hari yang sama disahkan menjadi sepasang suami istri.

  
Pembaca III
Nama   : Septiani Wahyu Utami
Jurusan: Fisika
Usia     : 18

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Jawa Tengah dengan sangat hidup. Bahasanya yang mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa begitu nyata. Cinta Dua Perempuan merupakan judul yang mewakili isi dari novel ini. Mengisahkan cinta dua orang perempuan yang berbeda generasi.
2.
Pengaruh apa yang Anda rasakan setelah membaca novel ini?
Tanpa saya sadari novel ini membangkitkan jiwa nasionalisme yang ada dalam diri saya. Membuat saya semakin tertarik dengan cerita-cerita sejarah bangsa Indonesia. Ternyata hidup di zaman itu bukanlah hal yang menyenangkan, nyawa pun setiap waktu selalu menjadi taruhan.
3.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Bersyukur kepada Allah karena kita tidak ikut merasakan susahnya hidup di zaman penjajahan seperti yang di ceritakan dalam novel ini. Betapa beruntungnya kita semua dapat hidup dengan tenang seperti sekarang, tanpa ketegangan dan ketakutan akan nyawa yang bisa saja sewaktu-waktu melayang.
4.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Pada novel Cinta Dua Perempuan karya Bung Smas ini merupakan novel bergenre sosial budaya. Pada novel ini mengaitkan kehidupan manusia dengan aspek-aspek kemanusiaan dan sosialisme. Novel ini menceritakan permasalahan-permasalahan yang ada pada kehidupan zaman dulu, mulai dari ketegangan ketika dijajah, kisah cinta, sosial-budaya yang ada di Jawa Tengah. Semua dikemas dengan uraian-uraian yang bersifat sosial.


Pembaca IV
Nama   : Livia Puput Damayanti
Jurusan: Farmasi
Usia     : 18 tahun

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Apa pengaruh yang pembaca rasakan setelah membaca novel ini ?
Novel ini membawa saya ke masa penjajahan dulu bahkan hingga kemerdekaan, di mana seorang rakyat jelata tidak boleh mencinti atau dicintai oleh bangsawan karena mereka tidak berada pada kelas sosial yang sama.
2.
Menurut pembaca, novel Cinta Dua Perempuan itu seperti apa?
Walaupun saya cukup kebingungan dengan alur ceritanya, menurut saya novel ini menarik dan tidak membosankan. Cerita selanjutnya tidak mudah di tebak seperti yang terjadi pada novel cinta pada umumnya.
3.
Pesan apa yang dapat di ambil dari novel ini?
Untuk mencapai sebuah kemerdekaan itu tidaklah mudah baik kemerdekaan untuk bangsa maupun kemerdekaan di diri kita, termasuk kemerdekaan dalam cinta. Kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk bisa meraih apa yang kita inginkan.
4.
Berikan ulasan tentang novel ini?
Novel ini menceritakan tentang cinta kaum bangsawan dan rakyat jelata yang tertentang di tiga zaman, zaman Belanda, Jepang, dan zaman kemerdekaan. R.R Kusumaningtyas dan Kencana Puri. Keduannya tinggal di rumah besar yang di sebut Dalem Pandukusuman. Kisah yang sangat berbeda. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah kemana, sementara Ningtyas cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda.


‘PAMER’ LEWAT INSTAGRAM

Teknologi informasi saat ini semakin dekat dengan kehidupan kita. Salah satunya adalah internet, dan hal baru yang dibawa oleh keberadaan internet adalah media sosial. Media sosial dewasa ini menjadi sangat populer di masyarakat. Media sosial berhasil menyentuh semua kalangan masyarakat, bukan hanya remaja, namun anak-anak hingga orang dewasapun mengenal bahkan menggunakannya. Perkembangan media sosial sampai saat ini selalu naik, itulah yang menyebabkan mengapa sampai sekarang media sosial selalu diminati dan dipilih sebagai salah satu media komunikasi yang efektif dan menyenangkan. Karna di media sosial kita tidak hanya berkomunikasi tetapi kita juga bisa mendapat dan berbagi informasi.
Jumlah media sosial pun sekarang tidak hanya satu atau dua. Seperti Line, Facebook, Twitter, Instagram, G+, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jumlah media sosial, masyarakatpun tidak hanya menggunakan satu atau dua media sosial, mereka pasti memiliki lebih dari satu akun media sosial. Terlebih sekarang untuk dapat menggunakan dan mendapatkan aplikasi  media sosial bukanlah hal yang sulit.
Instagram, salah satu media sosial yang belakangan ini sangat populer di masyarakat. Instagram saat ini bukanlah menjadi kata yang asing ditelinga kita. Kembali lagi pada pengguna, instagram digunakan oleh berbagai kalangan. Seperti artis, anak sekolah, pegawai kantor, guru, kepala sekolah, dosen, pengusaha, ibu rumah tangga, pejabat, ustadz, dan banyak lagi. Salah satu pejabat yang menggunakan instagram adalah Ridwan Kamil. Dari sekian banyak pengguna instagram tersebut, sebenarnya taukah mereka apa itu instagram? Apakah instagram yang mereka tau hanya sebagai wadah untuk ‘mengunggah’ foto saja?
Aktris asal Inggris, Kate Winslet mengatakan bahwa instagram membuat seseorang memiliki media untuk memamerkan apapun yang dia lakukan. Seakan-akan seseorang melakukannya untuk mendapat persetujuan dari orang banyak. Jika kita pahami maksud pendapat Kate ini memang ada benarnya. Karena sekarang ini yang dilakukan para pengguna instagram adalah mengunggah foto setiap kegiatan mereka, dan yang mereka harapkan dari postingan itu adalah mendapat love and comment yang banyak dari followers mereka. Jadi secara psikologis, sebenarnya ini salah satu cara pengguna instagram yang mengunggah foto tersebut untuk mendapat ‘perhatian’ dari  banyak orang.
Sebetulnya tidak hanya di sosial media instagram saja fenomena mengharapkan ‘perhatian’ ini ada, tetapi di sosial media lainpun begitu, seperti facebook dan sebagainya. Namun jika di instagram, mereka seperti memiliki tempat atau wadah untuk menunjukkan, memamerkan segala kegiatan yang mereka lakukan melalui foto, seperti ketika travelling, berkunjung ke cafe yang sedang hits. Instagram juga bisa disebut sebagai wadah untuk memamerkan baju atau pakaian yang sedang mereka gunakan atau sering disebut ootd (outfit of the day). Mereka seakan ingin menunjukkan kepada orang banyak mengenai pakaian yang ia pakai. Dan mengharapkan komentar positif akan foto pakaian yang mereka unggah. Ketika ia mengunggah itu di instagram, ia akan menuliskan “ootd” sebagai captionnya. Bahkan ada orang yang rela merogoh kocek yang dalam supaya mereka dapat mengunggah sesuatu yang ‘wah’ di akun instagramnya. Seperti, ada orang yang ingin pergi ke luar negeri dan berkunjung ke suatu tempat yang indah, serta membeli pakaian baru yang cocok atau sesuai dengan tempat yang akan ia kunjungi. Mereka rela melakukan hal itu hanya demi sebuah foto yang nantinya bisa mereka unggah di instagram. Walaupun tidak semua pengguna instagram seperti itu.
Sebetulnya tidak masalah jika seseorang menggunakan instagram dan mengunggah foto-foto mereka. Hak mereka untuk melakukan itu. Karena instagram dibuat memang untuk itu. Namun yang perlu di perhatikan adalah, tujuan orang menggunakan instagram tersebut. Jika orang menggunakan instagram dengan tujuan untuk mendapat ‘love and comment’ yang banyak dari orang, menambah followers, itu tidak tepat. Karena jika kedua hal itu dijadikan tujuan, mereka akan merasa ‘down’ ketika suatu saat foto yang mereka unggah, ‘love and comment´ yang mereka dapatkan tak sesuai dengan yang mereka harapkan atau ‘love and comment’ yang mereka peroleh tak sebanyak yang didapatkan temannya ketika mengunggah foto, lalu muncul rasa tidak percaya diri dan merasa dirinya buruk.

Instagram memang salah satu sosial media yang dipakai sebagai tempat kita untuk mengekspresikan diri dengan cara berbagi foto. Namun, mari kita ubah niat kita ketika akan mengunggah foto tersebut. Karena sesuatu hal yang kita lakukan jika ingin memiliki hasil yang baik, itu berasal dari niat yang baik pula.
PACARAN
(TEKS DISKUSI)

Pacaran adalah hubungan antara dua insan manusia yang berbeda dari beberapa segi. Dari segi gender, kebiasaan, sifat, tingkah laku, pandangan, dan masih banyak lagi. Beberapa orang mengatakan bahwa, hubungan pacaran yang mereka jalani didasari oleh rasa saling suka dan saling cinta. Masing-masing diantara mereka memiliki ketertarikan satu sama lain.
            Zaman sekarang, pacaran bukanlah mejadi hal tabu bagi sebagian orang, terutama remaja. Bahkan mereka yang berpacaran beranggapan bahwa, pacaran dapat memberikan dampak positif pada dirinya. Karena, pacaran bisa saling memotovasi, memberikan semangat, dukungan, dan perhatian. Membuat diri ini begitu berarti.
            Pacaran tidak akan membuat kesepian, karena ketika orang lain tidak ada, masih ada pacar yang selalu ada. Kita bisa menceritakan segala sesuatu yang kita alami hari ini kepada pacar kita. Mencurahkan segala isi hati kepadanya. Meminta solusi serta masukan-masukan dari dirinya, yang tanpa sadar, nantinya masukan itu akan langsung kita terima, tanpa kita filter. Karena apa, sebagian dari hati kita sudah manaruh kepercayaan dan keyakinan pada dirinya.
            Pacaran itu keren. Dengan pacaran itu berarti kita mengikuti perkembangan zaman. Tidak kalah dengan kawan-kawan kita ketika pergi kemana-mana dengan sang pacar, kita pun juga bisa seperti itu jika kita memiliki pacar. Kemana ingin pergi ada yang menemani, tidak akan merasa sendiri.
            Dari pacaran pun, bisa membuat kita bertemu dengan jodoh. Entah itu dengan pacaran yang sudah berlangsung lama hingga bertahun-tahun, atau bahkan hanya dengan pacaran yang masih sangat baru berjalan. Jodoh memang tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan siapa, maka dari itu banyak orang beranggapan, tak ada salahnya mencari-cari jodoh melalui pacaran. Pacaran adalah hak setiap individu, jadi tak ada salahnya menjadikan pacaran sebagai tahap pencarian jodoh.
            Akan tetapi, dari semua manfaat yang disampaikan oleh orang-orang yang menjalin hubungan pacaran, tidak selamanya tepat. Tidak berpacaran pun memberikan manfaat yang jauh lebih banyak. Seperti, kita tidak akan memusatkan perhatian kita hanya pada pacar kita saja. Banyak orang disekeliling kita yang juga perlu kita perhatikan misalnya saja, orang tua, keluarga, sahabat, dan kawan.
Akan ada banyak waktu yang kita gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti mengerjakan tugas, melakukan kegiatan amal, berorganisasi, dan beribadah. Waktu kita tak akan terbuang sia-sia. Melakukan hal-hal yang bermanfaat, akan menghindarkan kita dari kemaksiatan dan juga rasa kesepian. Karena sejatinya, kemaksiatan timbul dari diri yang merasa kesepian dan berusaha mencari hal-hal yang dianggap dapat menghilangkan rasa sendiri yang berujung pada kemaksiatan bahkan zina. Naudzubillah.
Zaman sekarang, tidak ada pacaran yang modalnya hanya rasa cinta, tentulah perlu yang namanya uang. Entah itu untuk makan di cafe, jalan-jalan, memberikan hadiah ketika salah satu dari pasangan berulang tahun, dan dana itu pun tak sedikit. Terlebih jika kita masih bersekolah, dan uang saku kita pun bahkan masih bergantung pada orang tua. Yang pada akhirnya itu semua akan menjadi pemborosan, padahal kebutuhan kita sebagai pelajar pun juga tidak sedikit. Maka dari itu, dengan tidak pacaran, membuat kita berhemat dan tidak melakukan pemborosan.
Hati kita pun akan lebih tenang, terhindarkan dari perasaan cemburu. Tidak akan juga merasakan sakit hati karena putus cinta. Jangan kita korbankan hati kita kepada orang yang bahkan belum tentu menjadi masa depan kita, yang belum tentu menjadi jodoh kita. Cukup berikan hati kita kepada sang Pencipta. Karena ketika sekali saja kita menggantungkan hati kita pada manusia, maka saat itu juga kita akan kecewa. Cukuplah Allah yang menjadi tempat curahan hati kita. Cukuplah Allah dan orang tua yang seharusnya kita jadikan sebagai prioritas kita.
Oleh karena itu, dengan tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis, akan membuat kita lebih produktif. Tidak masalah kita tidak memiliki pacar, jika akhirnya itu akan membuat kita lebih mudah untuk menciptakan prestasi-prestasi baru. Belum saatnya kita membagi rasa cinta kita kepada dia yang belum halal bagi kita. Tak perlu takut jika kita tidak berpacaran nantinya kita tidak akan menemukan jodoh kita. Tak perlu kita pusing memikirkan hal semacam itu untuk saat ini. Percayalah, itu semua sudah ada yang mengatur, yang perlu kita lakukan saat ini hanya perbaiki diri kita supaya kelak kita juga akan mendapat jodoh yang baik. Perbaiki diri sama dengan memperbaiki jodoh kita.


TUGAS MATA KULIAH DASAR-DASAR MENULIS
"TEKS DISKUSI"
Dosen : Bapak Zainal Arifin