Selasa, 02 Februari 2016

TEORI SASTRA

ANALISIS PENDEKTAN PRAGMATIK


Di susun oleh:
Kelompok 11 (1C/PBSI)
1.      Eka Rizky Amaliyah               (15410132)
2.      Istiqomah Novitaningrum       (15410133)
3.      Eva Rahmawati`                     (15410134)
4.      Ardhea Putri Ariffa                (15410135)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain. Atau pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sesuatu hal yang dibuat atau diciptakan untuk mencapai atau menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmat karya sastra, baik berupa efek kesenangan, estetika atau efek pengajaran moral, agama atau pendidikan dan efek-efek lainnya.
Pendekatan ini cenderung menilai karya sastra berdasarkan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut bagi pembacanya. Pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi tanggapan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam karya sastra. Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi sosial lainnya.

METODE PENDEKATAN PRAGMATIK

Penelitian resepsi pembaca terhadap karya sastra dapat menggunakan beberapa metode pendekatan, antara lain pendekatan yang bersifat eksperimental, melalui karya sastra yang mementingkan karya sastra yang terikat pada masa tertentu ada pada golongan masyarakat tertentu.
1.      Kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau di minta pembaca karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang berisi tentang permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya yang di baca tersebut untuk diisi jawaban-jawaban itu nanti di tabulasi dan di analisis.
2.      Kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca karya sastra, kemudian ia di minta untuk menginterpretasikan karya sastra tersebut. Interpretasi-interpretasi yang dibuat tersebut dianalisis secara kualitatif untuk melihat bagaimana penerimaan atau tanggapan terhadap karya sastra.
3.      Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat prestasi mereka terhadap karya sastra, misalnya prestasi sekelompok kritikus terhadap kontenporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra daerahnya sendiri.

SINOPSIS NOVEL CINTA DUA PEREMPUAN

Cerita yang di angkat oleh Bung Smas dalam novelnya ini, merupakan kisah cinta dua perempuan berbeda generasi pada tiga zaman. Cinta dua perempuan ini tentang dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Keduanya tinggal di rumah besar yang disebut Dalem Pandukusuman (puri/istana Raden Mas Pandukusumo). Raden Mas Pandukusumo adalah ayah dari Ningtyas, juga kakek dari Puri. Puri adalah keponakan Ningtyas dan Ningtyas sendiri adalah adik dari Ayah Puri.
Sungguh dua perempuan itu masing-masing punya cinta. Keduanya tak bisa sama, baik versi maupun intrik-intriknya. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah ke mana. Sedih dan sakit perasaan Puri kala seseorang yang mencuri hatinya itu pergi dan menghilang. Ia merasa di campakan. Setelah bertahun-tahun menghilang akhirnya orang itu muncul dengan kabar yang membuat hati Puri seperti tersambar petir. Bagaimana tidak? Ketika seorang yang kau cintai pergi hilang entah kemana dan tanpa kabar, lalu tiba-tiba muncul dengan kabar bahwa orang kau cintai itu telah menikah dan memiliki seorang anak. Sungguh hati lembut dari seorang gadis bernama Puri, baru kali ini merasakan pedih yang teramat. Sementara Ningtyas cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda. Namun setelah Belanda kalah oleh Jepang dan pada akhirnya Indonesia di kuasai oleh Jepang, Ningtyas tak pernah mendengar kabar dari kekasihnya yang bernama Pieter itu.
Puri memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Guntur yang juga tinggal di Dalem Pandukusuman. Awalnya Guntur dan Ningtyas memiliki hubungan yang tidak baik. Namun setalah terjadi suatu peristiwa mengerikan menimpa Ningtyas pada zaman Jepang, hubungan tante dengan keponakan itu perlahan menjadi baik. Bukan hanya hubungan tante dengan keponakan saja yang menjadi baik, namun hubungan Ningtyas dengan seorang pemuda yang berasal dari Zelebes pun menjadi baik.
Guntur pun memiliki kisah cinta yang tak kalah rumit. Ia mencintai seorang gadis yang merupakan teman semasa ia bersekolah. Namun tak sempat Guntur menyatakan perasaannya, gadis itu ternyata telah menikah dengan seorang laki-laki bernama Sardikun.
Karekter-karakter tokoh “Cinta Dua Perempuan” sangat unik. Bung Smas membuat karakter tokoh sesuai dengan namanya tokoh tersebut. Seperti Guntur, memiliki watak yang pemberang, berani, penuh ambisi. seperti Guntur. Ketika membaca novel ini, kita akan merasakan bahwa kita sedang ditarik kebelakang pada zaman penjajahan. Kita betul-betul merasakan bagaimana perasaan dari dua tokoh perempuan disini dan suasana yang ada. Tokoh yang ada didalam novel ini berhasil mengugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran manusia. Kita diajka berpikir kembali bagaimana kita sebagai individu menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dan Tuhan. Meskipun disini Bung Smas tidak secara gamblang menunjukan hubungan kualitas antara tindakan manusia dengan Tuhan, melainkan secara tersirat.


Pembaca I
Nama   : Weni Murtiningrum
Jurusan: PGSD
Usia     : 18 tahun

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
Novel ini sangat bagus karena menghadirkan masa lalu dimana sejarah bangsa Indonesia dan hal percintaan di masa itu. Di mana kisah percintaan dalam belenggu penjajah.
2.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Kita dapat merasakan kembali ke masa penjajahan Jepang, Belanda, dan era kemerdekaan. Di mana rakyat miskin tidak boleh jatuh cinta terhadap kaum bangsawan karena dianggap tidak sederajat.
3.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Pesannya, kita jangan menganggap orang atau mencari-cari jodoh kita hanya melalui derajat saja.


Pembaca II
Nama   : Aan Umaroh
Jurusan: PBSI
Usia     : 19

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
1.      Dari segi sejarah mengingatkan saya kembali pada masalalu di mana Indonesia belum mencapai sebuah kemerdekaan dan memberikan sebuah kesadaran pada diri saya bahwa untuk meraih sebuah kemerdekaan tidaklah mudah, berbagai penderitaan, siksaan bahkan nyawa dikorbankan.
2.      Dari segi percintaan, memberikan sebuah pelajaran terhadap diri saya bahwa cinta itu tidak memandang status sosial dan kedudukan seseorang dalam masyarakat, cinta itu butuh perjuangan supaya yang dicintai bisa merasakan kekuatan dari cinta itu.
3.      Dari keseluruhan cerita sendiri, sangat kental dengan budaya jawa karena memang pada dasarnya novel ini berceritakan tentang kehidupan seorang bangsawan dari keraton Solo, mulai dari nama tokoh yang dibuat kejawa-jawaan yang mempunyai arti tersendiri dalam bahasa jawa kemudian sedikit menyisipkan tentang pembahasan tembang-tembang jawa.
2.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Novel itu memberikan pesan bahwa kita harus selalu ingat betapa dulu nenek moyang kita, para pejuang kita, berjuang mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan bangsa ini. Jadi kita tidak boleh menyepelekan yang namanya sejarah dan kita harus selalu mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah menjadikan kita sekarang ini hidup tanpa adanya penjajah.
3.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Novel Cinta Dua Perempuan ini tentang kisah cinta dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Mereka hidup dengan kisah masing-masing yang dibahas dalam tiga zaman yang berbeda. Banyak berbagai ritangan yang dialami kedua perempuan ini hingga akhirnya mereka berdua bisa menikah bersama diwaktu dan hari yang sama disahkan menjadi sepasang suami istri.

  
Pembaca III
Nama   : Septiani Wahyu Utami
Jurusan: Fisika
Usia     : 18

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Jawa Tengah dengan sangat hidup. Bahasanya yang mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa begitu nyata. Cinta Dua Perempuan merupakan judul yang mewakili isi dari novel ini. Mengisahkan cinta dua orang perempuan yang berbeda generasi.
2.
Pengaruh apa yang Anda rasakan setelah membaca novel ini?
Tanpa saya sadari novel ini membangkitkan jiwa nasionalisme yang ada dalam diri saya. Membuat saya semakin tertarik dengan cerita-cerita sejarah bangsa Indonesia. Ternyata hidup di zaman itu bukanlah hal yang menyenangkan, nyawa pun setiap waktu selalu menjadi taruhan.
3.
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari novel ini setelah Anda membacanya?
Bersyukur kepada Allah karena kita tidak ikut merasakan susahnya hidup di zaman penjajahan seperti yang di ceritakan dalam novel ini. Betapa beruntungnya kita semua dapat hidup dengan tenang seperti sekarang, tanpa ketegangan dan ketakutan akan nyawa yang bisa saja sewaktu-waktu melayang.
4.
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
Pada novel Cinta Dua Perempuan karya Bung Smas ini merupakan novel bergenre sosial budaya. Pada novel ini mengaitkan kehidupan manusia dengan aspek-aspek kemanusiaan dan sosialisme. Novel ini menceritakan permasalahan-permasalahan yang ada pada kehidupan zaman dulu, mulai dari ketegangan ketika dijajah, kisah cinta, sosial-budaya yang ada di Jawa Tengah. Semua dikemas dengan uraian-uraian yang bersifat sosial.


Pembaca IV
Nama   : Livia Puput Damayanti
Jurusan: Farmasi
Usia     : 18 tahun

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Apa pengaruh yang pembaca rasakan setelah membaca novel ini ?
Novel ini membawa saya ke masa penjajahan dulu bahkan hingga kemerdekaan, di mana seorang rakyat jelata tidak boleh mencinti atau dicintai oleh bangsawan karena mereka tidak berada pada kelas sosial yang sama.
2.
Menurut pembaca, novel Cinta Dua Perempuan itu seperti apa?
Walaupun saya cukup kebingungan dengan alur ceritanya, menurut saya novel ini menarik dan tidak membosankan. Cerita selanjutnya tidak mudah di tebak seperti yang terjadi pada novel cinta pada umumnya.
3.
Pesan apa yang dapat di ambil dari novel ini?
Untuk mencapai sebuah kemerdekaan itu tidaklah mudah baik kemerdekaan untuk bangsa maupun kemerdekaan di diri kita, termasuk kemerdekaan dalam cinta. Kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk bisa meraih apa yang kita inginkan.
4.
Berikan ulasan tentang novel ini?
Novel ini menceritakan tentang cinta kaum bangsawan dan rakyat jelata yang tertentang di tiga zaman, zaman Belanda, Jepang, dan zaman kemerdekaan. R.R Kusumaningtyas dan Kencana Puri. Keduannya tinggal di rumah besar yang di sebut Dalem Pandukusuman. Kisah yang sangat berbeda. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah kemana, sementara Ningtyas cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar