TEORI SASTRA
ANALISIS PENDEKTAN PRAGMATIK
Di susun oleh:
Kelompok 11 (1C/PBSI)
1.
Eka
Rizky Amaliyah (15410132)
2.
Istiqomah
Novitaningrum (15410133)
3.
Eva
Rahmawati` (15410134)
4.
Ardhea
Putri Ariffa (15410135)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam
hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama,
ataupun tujuan yang lain. Atau pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang
memandang karya sastra sebagai sesuatu hal yang dibuat atau diciptakan untuk
mencapai atau menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmat karya sastra, baik
berupa efek kesenangan, estetika atau efek pengajaran moral, agama atau
pendidikan dan efek-efek lainnya.
Pendekatan ini cenderung menilai karya sastra berdasarkan
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut bagi pembacanya.
Pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi
tanggapan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam karya
sastra. Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra
berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi
sosial lainnya.
METODE
PENDEKATAN PRAGMATIK
Penelitian resepsi pembaca terhadap karya sastra dapat
menggunakan beberapa metode pendekatan, antara lain pendekatan yang bersifat
eksperimental, melalui karya sastra yang mementingkan karya sastra yang terikat
pada masa tertentu ada pada golongan masyarakat tertentu.
1.
Kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau di
minta pembaca karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang
berisi tentang permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya yang di
baca tersebut untuk diisi jawaban-jawaban itu nanti di tabulasi dan di
analisis.
2.
Kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca
karya sastra, kemudian ia di minta untuk menginterpretasikan karya sastra
tersebut. Interpretasi-interpretasi yang dibuat tersebut dianalisis secara
kualitatif untuk melihat bagaimana penerimaan atau tanggapan terhadap karya
sastra.
3.
Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat
prestasi mereka terhadap karya sastra, misalnya prestasi sekelompok kritikus
terhadap kontenporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra
daerahnya sendiri.
SINOPSIS
NOVEL CINTA DUA PEREMPUAN
Cerita yang di angkat oleh Bung Smas dalam novelnya ini,
merupakan kisah cinta dua perempuan berbeda generasi pada tiga zaman. Cinta dua
perempuan ini tentang dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda,
penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas
(Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Keduanya tinggal di rumah besar yang
disebut Dalem Pandukusuman (puri/istana Raden Mas Pandukusumo). Raden Mas
Pandukusumo adalah ayah dari Ningtyas, juga kakek dari Puri. Puri adalah
keponakan Ningtyas dan Ningtyas sendiri adalah adik dari Ayah Puri.
Sungguh dua perempuan itu masing-masing punya cinta. Keduanya
tak bisa sama, baik versi maupun intrik-intriknya. Cinta Puri sangat klasik,
cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah ke mana. Sedih
dan sakit perasaan Puri kala seseorang yang mencuri hatinya itu pergi dan
menghilang. Ia merasa di campakan. Setelah bertahun-tahun menghilang akhirnya
orang itu muncul dengan kabar yang membuat hati Puri seperti tersambar petir.
Bagaimana tidak? Ketika seorang yang kau cintai pergi hilang entah kemana dan
tanpa kabar, lalu tiba-tiba muncul dengan kabar bahwa orang kau cintai itu
telah menikah dan memiliki seorang anak. Sungguh hati lembut dari seorang gadis
bernama Puri, baru kali ini merasakan pedih yang teramat. Sementara Ningtyas
cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda. Namun setelah Belanda kalah oleh
Jepang dan pada akhirnya Indonesia di kuasai oleh Jepang, Ningtyas tak pernah
mendengar kabar dari kekasihnya yang bernama Pieter itu.
Puri memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Guntur yang
juga tinggal di Dalem Pandukusuman. Awalnya Guntur dan Ningtyas memiliki
hubungan yang tidak baik. Namun setalah terjadi suatu peristiwa mengerikan
menimpa Ningtyas pada zaman Jepang, hubungan tante dengan keponakan itu perlahan
menjadi baik. Bukan hanya hubungan tante dengan keponakan saja yang menjadi
baik, namun hubungan Ningtyas dengan seorang pemuda yang berasal dari Zelebes
pun menjadi baik.
Guntur pun memiliki kisah cinta yang tak kalah rumit. Ia
mencintai seorang gadis yang merupakan teman semasa ia bersekolah. Namun tak
sempat Guntur menyatakan perasaannya, gadis itu ternyata telah menikah dengan
seorang laki-laki bernama Sardikun.
Karekter-karakter tokoh “Cinta Dua Perempuan” sangat unik.
Bung Smas membuat karakter tokoh sesuai dengan namanya tokoh tersebut. Seperti
Guntur, memiliki watak yang pemberang, berani, penuh ambisi. seperti Guntur.
Ketika membaca novel ini, kita akan merasakan bahwa kita sedang ditarik
kebelakang pada zaman penjajahan. Kita betul-betul merasakan bagaimana perasaan
dari dua tokoh perempuan disini dan suasana yang ada. Tokoh yang ada didalam
novel ini berhasil mengugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran
manusia. Kita diajka berpikir kembali bagaimana kita sebagai individu menempatkan
dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dan Tuhan. Meskipun disini Bung
Smas tidak secara gamblang menunjukan hubungan kualitas antara tindakan manusia
dengan Tuhan, melainkan secara tersirat.
Pembaca I
Nama : Weni Murtiningrum
Jurusan: PGSD
Usia : 18 tahun
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
Novel ini sangat bagus karena menghadirkan masa
lalu dimana sejarah bangsa Indonesia dan hal percintaan di masa itu. Di mana
kisah percintaan dalam belenggu penjajah.
|
2.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Kita dapat merasakan kembali ke masa penjajahan
Jepang, Belanda, dan era kemerdekaan. Di mana rakyat miskin tidak boleh jatuh
cinta terhadap kaum bangsawan karena dianggap tidak sederajat.
|
3.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Pesannya, kita jangan menganggap orang atau
mencari-cari jodoh kita hanya melalui derajat saja.
|
Pembaca II
Nama : Aan Umaroh
Jurusan: PBSI
Usia : 19
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
1.
Dari segi sejarah mengingatkan saya kembali pada masalalu di mana
Indonesia belum mencapai sebuah kemerdekaan dan memberikan sebuah kesadaran
pada diri saya bahwa untuk meraih sebuah kemerdekaan tidaklah mudah, berbagai
penderitaan, siksaan bahkan nyawa dikorbankan.
2.
Dari segi percintaan, memberikan sebuah pelajaran terhadap diri saya
bahwa cinta itu tidak memandang status sosial dan kedudukan seseorang dalam
masyarakat, cinta itu butuh perjuangan supaya yang dicintai bisa merasakan
kekuatan dari cinta itu.
3.
Dari keseluruhan cerita sendiri, sangat kental dengan budaya jawa
karena memang pada dasarnya novel ini berceritakan tentang kehidupan seorang
bangsawan dari keraton Solo, mulai dari nama tokoh yang dibuat kejawa-jawaan
yang mempunyai arti tersendiri dalam bahasa jawa kemudian sedikit menyisipkan
tentang pembahasan tembang-tembang jawa.
|
2.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Novel itu memberikan pesan bahwa kita harus
selalu ingat betapa dulu nenek moyang kita, para pejuang kita, berjuang
mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan bangsa ini. Jadi kita tidak
boleh menyepelekan yang namanya sejarah dan kita harus selalu mengenang dan
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah menjadikan kita sekarang ini
hidup tanpa adanya penjajah.
|
3.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Novel Cinta Dua Perempuan ini tentang kisah
cinta dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang,
dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro)
Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Mereka hidup dengan kisah
masing-masing yang dibahas dalam tiga zaman yang berbeda. Banyak berbagai
ritangan yang dialami kedua perempuan ini hingga akhirnya mereka berdua bisa
menikah bersama diwaktu dan hari yang sama disahkan menjadi sepasang suami
istri.
|
Pembaca III
Nama : Septiani Wahyu Utami
Jurusan: Fisika
Usia : 18
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar
(setting) sosial-budaya Jawa Tengah dengan sangat hidup. Bahasanya yang
mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran
latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa begitu
nyata. Cinta Dua Perempuan merupakan judul yang mewakili isi dari novel ini.
Mengisahkan cinta dua orang perempuan yang berbeda generasi.
|
2.
|
Pengaruh apa yang Anda rasakan setelah membaca
novel ini?
|
Tanpa saya sadari novel ini membangkitkan jiwa
nasionalisme yang ada dalam diri saya. Membuat saya semakin tertarik dengan
cerita-cerita sejarah bangsa Indonesia. Ternyata hidup di zaman itu bukanlah
hal yang menyenangkan, nyawa pun setiap waktu selalu menjadi taruhan.
|
3.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Bersyukur kepada Allah karena kita tidak ikut
merasakan susahnya hidup di zaman penjajahan seperti yang di ceritakan dalam
novel ini. Betapa beruntungnya kita semua dapat hidup dengan tenang seperti
sekarang, tanpa ketegangan dan ketakutan akan nyawa yang bisa saja
sewaktu-waktu melayang.
|
4.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Pada novel Cinta Dua Perempuan karya Bung Smas
ini merupakan novel bergenre sosial budaya. Pada novel ini mengaitkan
kehidupan manusia dengan aspek-aspek kemanusiaan dan sosialisme. Novel ini
menceritakan permasalahan-permasalahan yang ada pada kehidupan zaman dulu,
mulai dari ketegangan ketika dijajah, kisah cinta, sosial-budaya yang ada di
Jawa Tengah. Semua dikemas dengan uraian-uraian yang bersifat sosial.
|
Pembaca IV
Nama : Livia Puput Damayanti
Jurusan: Farmasi
Usia : 18 tahun
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Apa pengaruh yang pembaca rasakan setelah membaca
novel ini ?
|
Novel ini membawa saya ke masa penjajahan dulu
bahkan hingga kemerdekaan, di mana seorang rakyat jelata tidak boleh mencinti
atau dicintai oleh bangsawan karena mereka tidak berada pada kelas sosial
yang sama.
|
2.
|
Menurut pembaca, novel Cinta Dua Perempuan
itu seperti apa?
|
Walaupun saya cukup kebingungan dengan alur
ceritanya, menurut saya novel ini menarik dan tidak membosankan. Cerita
selanjutnya tidak mudah di tebak seperti yang terjadi pada novel cinta pada
umumnya.
|
3.
|
Pesan apa yang dapat di ambil dari novel ini?
|
Untuk mencapai sebuah kemerdekaan itu tidaklah
mudah baik kemerdekaan untuk bangsa maupun kemerdekaan di diri kita, termasuk
kemerdekaan dalam cinta. Kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk bisa
meraih apa yang kita inginkan.
|
4.
|
Berikan ulasan tentang novel ini?
|
Novel ini menceritakan tentang cinta kaum
bangsawan dan rakyat jelata yang tertentang di tiga zaman, zaman Belanda,
Jepang, dan zaman kemerdekaan. R.R Kusumaningtyas dan Kencana Puri. Keduannya
tinggal di rumah besar yang di sebut Dalem Pandukusuman. Kisah yang sangat
berbeda. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk
seseorang yang hilang entah kemana, sementara Ningtyas cukup dekat dengan
seorang inspektur Belanda.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar