Rabu, 25 Mei 2016
Perayaan Laut @setianakaandrian-Ardhea Putri Ariffa 2C PBSI, Universitas...
Puisi oleh Bapak Setia Naka Andrian berjudul Perayaan Laut.
Selasa, 02 Februari 2016
TEORI SASTRA
ANALISIS PENDEKTAN PRAGMATIK
Di susun oleh:
Kelompok 11 (1C/PBSI)
1.
Eka
Rizky Amaliyah (15410132)
2.
Istiqomah
Novitaningrum (15410133)
3.
Eva
Rahmawati` (15410134)
4.
Ardhea
Putri Ariffa (15410135)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam
hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama,
ataupun tujuan yang lain. Atau pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang
memandang karya sastra sebagai sesuatu hal yang dibuat atau diciptakan untuk
mencapai atau menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmat karya sastra, baik
berupa efek kesenangan, estetika atau efek pengajaran moral, agama atau
pendidikan dan efek-efek lainnya.
Pendekatan ini cenderung menilai karya sastra berdasarkan
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut bagi pembacanya.
Pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi
tanggapan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam karya
sastra. Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra
berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi
sosial lainnya.
METODE
PENDEKATAN PRAGMATIK
Penelitian resepsi pembaca terhadap karya sastra dapat
menggunakan beberapa metode pendekatan, antara lain pendekatan yang bersifat
eksperimental, melalui karya sastra yang mementingkan karya sastra yang terikat
pada masa tertentu ada pada golongan masyarakat tertentu.
1.
Kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau di
minta pembaca karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang
berisi tentang permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya yang di
baca tersebut untuk diisi jawaban-jawaban itu nanti di tabulasi dan di
analisis.
2.
Kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca
karya sastra, kemudian ia di minta untuk menginterpretasikan karya sastra
tersebut. Interpretasi-interpretasi yang dibuat tersebut dianalisis secara
kualitatif untuk melihat bagaimana penerimaan atau tanggapan terhadap karya
sastra.
3.
Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat
prestasi mereka terhadap karya sastra, misalnya prestasi sekelompok kritikus
terhadap kontenporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra
daerahnya sendiri.
SINOPSIS
NOVEL CINTA DUA PEREMPUAN
Cerita yang di angkat oleh Bung Smas dalam novelnya ini,
merupakan kisah cinta dua perempuan berbeda generasi pada tiga zaman. Cinta dua
perempuan ini tentang dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda,
penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro) Kusumaningtyas
(Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Keduanya tinggal di rumah besar yang
disebut Dalem Pandukusuman (puri/istana Raden Mas Pandukusumo). Raden Mas
Pandukusumo adalah ayah dari Ningtyas, juga kakek dari Puri. Puri adalah
keponakan Ningtyas dan Ningtyas sendiri adalah adik dari Ayah Puri.
Sungguh dua perempuan itu masing-masing punya cinta. Keduanya
tak bisa sama, baik versi maupun intrik-intriknya. Cinta Puri sangat klasik,
cinta yang lurus-lurus saja untuk seseorang yang hilang entah ke mana. Sedih
dan sakit perasaan Puri kala seseorang yang mencuri hatinya itu pergi dan
menghilang. Ia merasa di campakan. Setelah bertahun-tahun menghilang akhirnya
orang itu muncul dengan kabar yang membuat hati Puri seperti tersambar petir.
Bagaimana tidak? Ketika seorang yang kau cintai pergi hilang entah kemana dan
tanpa kabar, lalu tiba-tiba muncul dengan kabar bahwa orang kau cintai itu
telah menikah dan memiliki seorang anak. Sungguh hati lembut dari seorang gadis
bernama Puri, baru kali ini merasakan pedih yang teramat. Sementara Ningtyas
cukup dekat dengan seorang inspektur Belanda. Namun setelah Belanda kalah oleh
Jepang dan pada akhirnya Indonesia di kuasai oleh Jepang, Ningtyas tak pernah
mendengar kabar dari kekasihnya yang bernama Pieter itu.
Puri memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Guntur yang
juga tinggal di Dalem Pandukusuman. Awalnya Guntur dan Ningtyas memiliki
hubungan yang tidak baik. Namun setalah terjadi suatu peristiwa mengerikan
menimpa Ningtyas pada zaman Jepang, hubungan tante dengan keponakan itu perlahan
menjadi baik. Bukan hanya hubungan tante dengan keponakan saja yang menjadi
baik, namun hubungan Ningtyas dengan seorang pemuda yang berasal dari Zelebes
pun menjadi baik.
Guntur pun memiliki kisah cinta yang tak kalah rumit. Ia
mencintai seorang gadis yang merupakan teman semasa ia bersekolah. Namun tak
sempat Guntur menyatakan perasaannya, gadis itu ternyata telah menikah dengan
seorang laki-laki bernama Sardikun.
Karekter-karakter tokoh “Cinta Dua Perempuan” sangat unik.
Bung Smas membuat karakter tokoh sesuai dengan namanya tokoh tersebut. Seperti
Guntur, memiliki watak yang pemberang, berani, penuh ambisi. seperti Guntur.
Ketika membaca novel ini, kita akan merasakan bahwa kita sedang ditarik
kebelakang pada zaman penjajahan. Kita betul-betul merasakan bagaimana perasaan
dari dua tokoh perempuan disini dan suasana yang ada. Tokoh yang ada didalam
novel ini berhasil mengugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran
manusia. Kita diajka berpikir kembali bagaimana kita sebagai individu menempatkan
dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dan Tuhan. Meskipun disini Bung
Smas tidak secara gamblang menunjukan hubungan kualitas antara tindakan manusia
dengan Tuhan, melainkan secara tersirat.
Pembaca I
Nama : Weni Murtiningrum
Jurusan: PGSD
Usia : 18 tahun
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
Novel ini sangat bagus karena menghadirkan masa
lalu dimana sejarah bangsa Indonesia dan hal percintaan di masa itu. Di mana
kisah percintaan dalam belenggu penjajah.
|
2.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Kita dapat merasakan kembali ke masa penjajahan
Jepang, Belanda, dan era kemerdekaan. Di mana rakyat miskin tidak boleh jatuh
cinta terhadap kaum bangsawan karena dianggap tidak sederajat.
|
3.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Pesannya, kita jangan menganggap orang atau
mencari-cari jodoh kita hanya melalui derajat saja.
|
Pembaca II
Nama : Aan Umaroh
Jurusan: PBSI
Usia : 19
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
1.
Dari segi sejarah mengingatkan saya kembali pada masalalu di mana
Indonesia belum mencapai sebuah kemerdekaan dan memberikan sebuah kesadaran
pada diri saya bahwa untuk meraih sebuah kemerdekaan tidaklah mudah, berbagai
penderitaan, siksaan bahkan nyawa dikorbankan.
2.
Dari segi percintaan, memberikan sebuah pelajaran terhadap diri saya
bahwa cinta itu tidak memandang status sosial dan kedudukan seseorang dalam
masyarakat, cinta itu butuh perjuangan supaya yang dicintai bisa merasakan
kekuatan dari cinta itu.
3.
Dari keseluruhan cerita sendiri, sangat kental dengan budaya jawa
karena memang pada dasarnya novel ini berceritakan tentang kehidupan seorang
bangsawan dari keraton Solo, mulai dari nama tokoh yang dibuat kejawa-jawaan
yang mempunyai arti tersendiri dalam bahasa jawa kemudian sedikit menyisipkan
tentang pembahasan tembang-tembang jawa.
|
2.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Novel itu memberikan pesan bahwa kita harus
selalu ingat betapa dulu nenek moyang kita, para pejuang kita, berjuang
mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan bangsa ini. Jadi kita tidak
boleh menyepelekan yang namanya sejarah dan kita harus selalu mengenang dan
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah menjadikan kita sekarang ini
hidup tanpa adanya penjajah.
|
3.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Novel Cinta Dua Perempuan ini tentang kisah
cinta dalam tiga zaman, zaman penjajahan Hindia Belanda, penjajahan Jepang,
dan zaman kemerdekaan.
Dua perempuan itu adalah R.R. (Raden Roro)
Kusumaningtyas (Ningtyas) dan Kencana Puri (Puri). Mereka hidup dengan kisah
masing-masing yang dibahas dalam tiga zaman yang berbeda. Banyak berbagai
ritangan yang dialami kedua perempuan ini hingga akhirnya mereka berdua bisa
menikah bersama diwaktu dan hari yang sama disahkan menjadi sepasang suami
istri.
|
Pembaca III
Nama : Septiani Wahyu Utami
Jurusan: Fisika
Usia : 18
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Bagaimana pendapat Anda mengenai novel ini?
|
Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar
(setting) sosial-budaya Jawa Tengah dengan sangat hidup. Bahasanya yang
mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran
latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa begitu
nyata. Cinta Dua Perempuan merupakan judul yang mewakili isi dari novel ini.
Mengisahkan cinta dua orang perempuan yang berbeda generasi.
|
2.
|
Pengaruh apa yang Anda rasakan setelah membaca
novel ini?
|
Tanpa saya sadari novel ini membangkitkan jiwa
nasionalisme yang ada dalam diri saya. Membuat saya semakin tertarik dengan
cerita-cerita sejarah bangsa Indonesia. Ternyata hidup di zaman itu bukanlah
hal yang menyenangkan, nyawa pun setiap waktu selalu menjadi taruhan.
|
3.
|
Menurut Anda, apa pesan yang dapat di ambil dari
novel ini setelah Anda membacanya?
|
Bersyukur kepada Allah karena kita tidak ikut
merasakan susahnya hidup di zaman penjajahan seperti yang di ceritakan dalam
novel ini. Betapa beruntungnya kita semua dapat hidup dengan tenang seperti
sekarang, tanpa ketegangan dan ketakutan akan nyawa yang bisa saja
sewaktu-waktu melayang.
|
4.
|
Apa yang Anda tangkap dari novel ini?
|
Pada novel Cinta Dua Perempuan karya Bung Smas
ini merupakan novel bergenre sosial budaya. Pada novel ini mengaitkan
kehidupan manusia dengan aspek-aspek kemanusiaan dan sosialisme. Novel ini
menceritakan permasalahan-permasalahan yang ada pada kehidupan zaman dulu,
mulai dari ketegangan ketika dijajah, kisah cinta, sosial-budaya yang ada di
Jawa Tengah. Semua dikemas dengan uraian-uraian yang bersifat sosial.
|
Pembaca IV
Nama : Livia Puput Damayanti
Jurusan: Farmasi
Usia : 18 tahun
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Apa pengaruh yang pembaca rasakan setelah membaca
novel ini ?
|
Novel ini membawa saya ke masa penjajahan dulu
bahkan hingga kemerdekaan, di mana seorang rakyat jelata tidak boleh mencinti
atau dicintai oleh bangsawan karena mereka tidak berada pada kelas sosial
yang sama.
|
2.
|
Menurut pembaca, novel Cinta Dua Perempuan
itu seperti apa?
|
Walaupun saya cukup kebingungan dengan alur
ceritanya, menurut saya novel ini menarik dan tidak membosankan. Cerita
selanjutnya tidak mudah di tebak seperti yang terjadi pada novel cinta pada
umumnya.
|
3.
|
Pesan apa yang dapat di ambil dari novel ini?
|
Untuk mencapai sebuah kemerdekaan itu tidaklah
mudah baik kemerdekaan untuk bangsa maupun kemerdekaan di diri kita, termasuk
kemerdekaan dalam cinta. Kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk bisa
meraih apa yang kita inginkan.
|
4.
|
Berikan ulasan tentang novel ini?
|
Novel ini menceritakan tentang cinta kaum
bangsawan dan rakyat jelata yang tertentang di tiga zaman, zaman Belanda,
Jepang, dan zaman kemerdekaan. R.R Kusumaningtyas dan Kencana Puri. Keduannya
tinggal di rumah besar yang di sebut Dalem Pandukusuman. Kisah yang sangat
berbeda. Cinta Puri sangat klasik, cinta yang lurus-lurus saja untuk
seseorang yang hilang entah kemana, sementara Ningtyas cukup dekat dengan
seorang inspektur Belanda.
|
‘PAMER’ LEWAT INSTAGRAM
Teknologi
informasi saat ini semakin dekat dengan kehidupan kita. Salah satunya adalah
internet, dan hal baru yang dibawa oleh keberadaan internet adalah media
sosial. Media sosial dewasa ini menjadi sangat populer di masyarakat. Media
sosial berhasil menyentuh semua kalangan masyarakat, bukan hanya remaja, namun
anak-anak hingga orang dewasapun mengenal bahkan menggunakannya. Perkembangan
media sosial sampai saat ini selalu naik, itulah yang menyebabkan mengapa
sampai sekarang media sosial selalu diminati dan dipilih sebagai salah satu
media komunikasi yang efektif dan menyenangkan. Karna di media sosial kita
tidak hanya berkomunikasi tetapi kita juga bisa mendapat dan berbagi informasi.
Jumlah
media sosial pun sekarang tidak hanya satu atau dua. Seperti Line, Facebook,
Twitter, Instagram, G+, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jumlah media
sosial, masyarakatpun tidak hanya menggunakan satu atau dua media sosial,
mereka pasti memiliki lebih dari satu akun media sosial. Terlebih sekarang
untuk dapat menggunakan dan mendapatkan aplikasi media sosial bukanlah hal yang sulit.
Instagram,
salah satu media sosial yang belakangan ini sangat populer di masyarakat.
Instagram saat ini bukanlah menjadi kata yang asing ditelinga kita. Kembali
lagi pada pengguna, instagram digunakan oleh berbagai kalangan. Seperti artis,
anak sekolah, pegawai kantor, guru, kepala sekolah, dosen, pengusaha, ibu rumah
tangga, pejabat, ustadz, dan banyak lagi. Salah satu pejabat yang menggunakan instagram
adalah Ridwan Kamil. Dari sekian banyak pengguna instagram tersebut, sebenarnya
taukah mereka apa itu instagram? Apakah instagram yang mereka tau hanya sebagai
wadah untuk ‘mengunggah’ foto saja?
Aktris
asal Inggris, Kate Winslet mengatakan bahwa instagram membuat seseorang
memiliki media untuk memamerkan apapun yang dia lakukan. Seakan-akan seseorang
melakukannya untuk mendapat persetujuan dari orang banyak. Jika kita pahami
maksud pendapat Kate ini memang ada benarnya. Karena sekarang ini yang
dilakukan para pengguna instagram adalah mengunggah foto setiap kegiatan
mereka, dan yang mereka harapkan dari postingan itu adalah mendapat love
and comment yang banyak dari followers mereka. Jadi secara
psikologis, sebenarnya ini salah satu cara pengguna instagram yang mengunggah
foto tersebut untuk mendapat ‘perhatian’ dari
banyak orang.
Sebetulnya
tidak hanya di sosial media instagram saja fenomena mengharapkan ‘perhatian’
ini ada, tetapi di sosial media lainpun begitu, seperti facebook dan
sebagainya. Namun jika di instagram, mereka seperti memiliki tempat atau wadah
untuk menunjukkan, memamerkan segala kegiatan yang mereka lakukan melalui foto,
seperti ketika travelling, berkunjung ke cafe yang sedang hits. Instagram
juga bisa disebut sebagai wadah untuk memamerkan baju atau pakaian yang sedang
mereka gunakan atau sering disebut ootd (outfit of the day). Mereka
seakan ingin menunjukkan kepada orang banyak mengenai pakaian yang ia pakai. Dan
mengharapkan komentar positif akan foto pakaian yang mereka unggah. Ketika ia
mengunggah itu di instagram, ia akan menuliskan “ootd” sebagai captionnya.
Bahkan ada orang yang rela merogoh kocek yang dalam supaya mereka dapat mengunggah
sesuatu yang ‘wah’ di akun instagramnya. Seperti, ada orang yang ingin pergi ke
luar negeri dan berkunjung ke suatu tempat yang indah, serta membeli pakaian
baru yang cocok atau sesuai dengan tempat yang akan ia kunjungi. Mereka rela
melakukan hal itu hanya demi sebuah foto yang nantinya bisa mereka unggah di
instagram. Walaupun tidak semua pengguna instagram seperti itu.
Sebetulnya
tidak masalah jika seseorang menggunakan instagram dan mengunggah foto-foto
mereka. Hak mereka untuk melakukan itu. Karena instagram dibuat memang untuk
itu. Namun yang perlu di perhatikan adalah, tujuan orang menggunakan instagram
tersebut. Jika orang menggunakan instagram dengan tujuan untuk mendapat ‘love
and comment’ yang banyak dari orang, menambah followers, itu tidak
tepat. Karena jika kedua hal itu dijadikan tujuan, mereka akan merasa ‘down’
ketika suatu saat foto yang mereka unggah, ‘love and comment´ yang
mereka dapatkan tak sesuai dengan yang mereka harapkan atau ‘love and
comment’ yang mereka peroleh tak sebanyak yang didapatkan temannya ketika
mengunggah foto, lalu muncul rasa tidak percaya diri dan merasa dirinya buruk.
Instagram
memang salah satu sosial media yang dipakai sebagai tempat kita untuk
mengekspresikan diri dengan cara berbagi foto. Namun, mari kita ubah niat kita
ketika akan mengunggah foto tersebut. Karena sesuatu hal yang kita lakukan jika
ingin memiliki hasil yang baik, itu berasal dari niat yang baik pula.
PACARAN
(TEKS DISKUSI)
Pacaran adalah
hubungan antara dua insan manusia yang berbeda dari beberapa segi. Dari segi gender,
kebiasaan, sifat, tingkah laku, pandangan, dan masih banyak lagi. Beberapa
orang mengatakan bahwa, hubungan pacaran yang mereka jalani didasari oleh rasa
saling suka dan saling cinta. Masing-masing diantara mereka memiliki
ketertarikan satu sama lain.
Zaman sekarang, pacaran bukanlah
mejadi hal tabu bagi sebagian orang, terutama remaja. Bahkan mereka yang
berpacaran beranggapan bahwa, pacaran dapat memberikan dampak positif pada
dirinya. Karena, pacaran bisa saling memotovasi, memberikan semangat, dukungan,
dan perhatian. Membuat diri ini begitu berarti.
Pacaran tidak akan membuat kesepian,
karena ketika orang lain tidak ada, masih ada pacar yang selalu ada. Kita bisa
menceritakan segala sesuatu yang kita alami hari ini kepada pacar kita.
Mencurahkan segala isi hati kepadanya. Meminta solusi serta masukan-masukan
dari dirinya, yang tanpa sadar, nantinya masukan itu akan langsung kita terima,
tanpa kita filter. Karena apa, sebagian dari hati kita sudah manaruh
kepercayaan dan keyakinan pada dirinya.
Pacaran itu keren. Dengan pacaran
itu berarti kita mengikuti perkembangan zaman. Tidak kalah dengan kawan-kawan
kita ketika pergi kemana-mana dengan sang pacar, kita pun juga bisa seperti itu
jika kita memiliki pacar. Kemana ingin pergi ada yang menemani, tidak akan
merasa sendiri.
Dari pacaran pun, bisa membuat kita
bertemu dengan jodoh. Entah itu dengan pacaran yang sudah berlangsung lama
hingga bertahun-tahun, atau bahkan hanya dengan pacaran yang masih sangat baru
berjalan. Jodoh memang tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan siapa, maka dari
itu banyak orang beranggapan, tak ada salahnya mencari-cari jodoh melalui
pacaran. Pacaran adalah hak setiap individu, jadi tak ada salahnya menjadikan
pacaran sebagai tahap pencarian jodoh.
Akan tetapi, dari semua manfaat yang
disampaikan oleh orang-orang yang menjalin hubungan pacaran, tidak selamanya
tepat. Tidak berpacaran pun memberikan manfaat yang jauh lebih banyak. Seperti,
kita tidak akan memusatkan perhatian kita hanya pada pacar kita saja. Banyak
orang disekeliling kita yang juga perlu kita perhatikan misalnya saja, orang
tua, keluarga, sahabat, dan kawan.
Akan
ada banyak waktu yang kita gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti
mengerjakan tugas, melakukan kegiatan amal, berorganisasi, dan beribadah. Waktu
kita tak akan terbuang sia-sia. Melakukan hal-hal yang bermanfaat, akan
menghindarkan kita dari kemaksiatan dan juga rasa kesepian. Karena sejatinya,
kemaksiatan timbul dari diri yang merasa kesepian dan berusaha mencari hal-hal
yang dianggap dapat menghilangkan rasa sendiri yang berujung pada kemaksiatan
bahkan zina. Naudzubillah.
Zaman
sekarang, tidak ada pacaran yang modalnya hanya rasa cinta, tentulah perlu yang
namanya uang. Entah itu untuk makan di cafe, jalan-jalan, memberikan hadiah
ketika salah satu dari pasangan berulang tahun, dan dana itu pun tak sedikit. Terlebih
jika kita masih bersekolah, dan uang saku kita pun bahkan masih bergantung pada
orang tua. Yang pada akhirnya itu semua akan menjadi pemborosan, padahal
kebutuhan kita sebagai pelajar pun juga tidak sedikit. Maka dari itu, dengan
tidak pacaran, membuat kita berhemat dan tidak melakukan pemborosan.
Hati
kita pun akan lebih tenang, terhindarkan dari perasaan cemburu. Tidak akan juga
merasakan sakit hati karena putus cinta. Jangan kita korbankan hati kita kepada
orang yang bahkan belum tentu menjadi masa depan kita, yang belum tentu menjadi
jodoh kita. Cukup berikan hati kita kepada sang Pencipta. Karena ketika sekali
saja kita menggantungkan hati kita pada manusia, maka saat itu juga kita akan
kecewa. Cukuplah Allah yang menjadi tempat curahan hati kita. Cukuplah Allah
dan orang tua yang seharusnya kita jadikan sebagai prioritas kita.
Oleh
karena itu, dengan tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis, akan membuat
kita lebih produktif. Tidak masalah kita tidak memiliki pacar, jika akhirnya
itu akan membuat kita lebih mudah untuk menciptakan prestasi-prestasi baru.
Belum saatnya kita membagi rasa cinta kita kepada dia yang belum halal bagi
kita. Tak perlu takut jika kita tidak berpacaran nantinya kita tidak akan menemukan
jodoh kita. Tak perlu kita pusing memikirkan hal semacam itu untuk saat ini. Percayalah,
itu semua sudah ada yang mengatur, yang perlu kita lakukan saat ini hanya
perbaiki diri kita supaya kelak kita juga akan mendapat jodoh yang baik.
Perbaiki diri sama dengan memperbaiki jodoh kita.
"TEKS DISKUSI"
Dosen : Bapak Zainal Arifin
Langganan:
Postingan (Atom)